22.38

THE DAYLIGHT OPTIMISED FACADE

Posted by Echi |

Saya membahas sebuah komplek akademik baru untuk Leeds Metropolitan University. Bangunan ini terletak di dekat Leeds city center yang sangat mengoptimalkan penggunaan pencahayaan alami. Bangunan ini digunakan sebagai perkantoran baru dan tempat mengajar dari empat departemen, yaitu Departemen Ilmu Budaya, Departemen Ilmu Sosial, Departemen Arsitektur, dan Departemen Seni dan Grafis. Feilden Clegg Bradley dipercaya untuk mendesain yang cocok untuk bangunan ini.

Tampak eksternal pada bangunan ini merupakan fasad Corten Rain-Screen. Konsep awalnya yaitu penggunaan lebih banyak kaca di bagian lantai yang lebih bawah dan semakin solid atau massive bila lantai semakin ke atas. Pada lantai bawah digunakan kaca – kaca setinggi dinding yang ada dengan lebar kaca bervariasi.

Analisis fasad mengikuti logika penyediaan pencahayaan alami di dalam bangunan. Secara umum telah diketahui bahwa pada tingkat lantai yang lebih tinggi mendapatkan akses cahaya yang cukup besar, sehingga tidak banyak membutuhkan kaca. Sebaliknya, pada tingkat lantai yang lebih rendah dengan banyaknya bayangan yang dihasilkan oleh bangunan sekitar, sehingga bagian dalam bangunan lebih gelap dan membutuhkan kaca lebih banyak. Hal ini bertujuan untuk menciptakan terang pada ruang dalam setara dengan lantai – lantai di atasnya. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa tidak mungkin terdapat pengulangan pola yang sama pada seluruh fasad bangunan tersebut. Dari bentukan massa yang rumit pada bangunan ini dapat menciptakan variasi bayangan pada lingkungan sekitar.

Level pencahayaan alami pada bangunan tergantung pada seberapa terang cahaya di luar. Sehingga, kita harus bisa membandingkan prosentase antara internal illuminance dengan cahaya di luar atau sering juga disebut dengan factor pencahayaan alami. Yang lebih biasa digunakan adalah Faktor Pencahayaan Alami rata – rata pada seluruh area. Pada Faktor Pencahayaan alami rata – rata diketahui bahwa :

- Kurang dari 2% : membutuhkan pencahayaan buatan.

- 5 % : cukup terang dengan pencahayaan alami.

Berdasarkan analisis yang diterapkan pada bangunan ini, dibuat beberapa persiapan kalkulasi untuk menciptakan factor pencahayaan alami rata - rata. Dengan kalkulasi tersebut diharapkan dapat tercapai factor pencahayaan alami sebesar 3 % untuk mencapai keseimbangan antara penyediaan cahaya alami, penghindaran efek panas berlebih, dan bangunan yang masiv.

Analisis awal yaitu jumlah kaca yang dibutuhkan pada tiap lantai untuk mencapai factor pencahayaan alami rata – rata sebear 3%. Ditegaskan bahwa terdapat lebih banyak variasi pada lingkungan bangunan dibandingkan pada bangunan secara vertical.

Setelah tim sudah mengembangkan desain fasad, data yang lebih mendetail dianalisis oleh Paul Littlefair dari Building Research Establishment (BRE) UK. Data ini mengukur area langit dari jendela yang bisa menerima cahaya pada setiap 1,5 m di tiap lantai pada bangunan. Pada program Excel, data ini disebarkan dengan kode warna dan diaplikasikan pada fasad bangunan dengan skala 1:500.

Penyediaan cahaya alami pada bangunan sekaligus dapat menyebabkan efek panas. Penelitian menyatakan bahwa memungkinkan penggunaan kaca secara maksimal digunakan tanpa menyebabkan efek panas yang berlebih. Pada area Leeds, bagian L pada bangunan merekomendasikan tambahan panas dibatasi sampai 41 watt per meter persegi dari area lantai, 21 watt per meter persegi diasumsikan untuk ruang dalam, dan maksimal 20 watt untuk energy matahari. Detail data ini juga disediakan oleh Paul Littlefair yang juga disebarkan dengan kode warna untuk melihat bagaimana efeknya. Hasilnya tergantung pada orientasi bangunan seperti adanya bangunan yang disebabkan oleh bangunan sekitar, mereka memamerkan pola yang berbeda dari model yang pertama.

Dari perbandingan data – data tersebut dinyatakan bahwa penggunaan cahaya alami pada bangunan tidak bisa menghindari efek panas. Untungnya, ada solusi lain untuk mengurangi efek panas yaitu dengan menggunakan solar glass. Solar glass hanya memasukkan panas ke dalam bangunan sebanyak 40%. Sedangkan kaca biasa bisa mencapai 70%.

Dengan hasil di atas, diadakan analisis lagi. Pada fasad diberi kode warna lagi dengan spesifikasi :

- Putih untuk kaca biasa,

- Hijau untuk solar glass,

- Pink dan merah untuk menunjukkan level pencahayaan alami yang harus dikurangi untuk mencegah efek panas yang berlebih.

Semua kalkulasi dan analisis dilakukan dengan program Excel. Lalu sekarang semua data tersebut diaplikasikan kembali pada desain fasad. Hal ini dilakukan oleh program Visual Basic for Application (VBA) sebagai pengembangan Excel. Penggunaan data Excel sebagai alat analisis dengan mempertimbangakan kemudahan mengimport data ke aplikasi lain seperti Microstation dan CAD.

Fasad bangunan dibagi menjadi 4 kelompok dengan modul 1,5 meter. Masing – masing kelompok diimbangkan untuk mendapat jumlah kaca yang dibutuhkan pada seluruh bagian bangunan yang disusun secara acak sesuai analisis. Proses ini kemudian diulangi kembali pada bagian tampak bangunan yang lain. Penyusunan acak tersebut lebih ditujukan untuk nilai estetika karena bentukan fasad yang semakin solid ke atas menimbulkan efek seperti tetesan air yang jatuh di sekitar bangunan.

Fasad desain ini diselesaikan untuk mengakomodasi area tidak standar seperti core dan entrance. Penyelesaian manual akhir dibuat untuk membuat tampak yang lebih baik.

Walaupun bisa menggunakan Excel langsung ke Microstation untuk membuat gambar, namun membuat gambar secara manual dengan cell Excel lebih cepat. Lalu gambar mulai dikembangkan dengan Maxwell untuk mensimulasi jumlah pencahayaan alami. Simulasi render dibuat 24 jam antara periode musim panas dan musim dingin. Hasil dari eksperimen ini berhasil setelah berkaca pada analisis pencahayaan alami oleh BRE.

35 komentar:

gina mengatakan...

kayak ecotect ya....membingungkan..

program sejenis ini lebih membantu dlam hal memperkirakan kondisi dalam bangunannya...

lukypuspitasari mengatakan...

oke tuh ide dasar programnya...
emang c, klo dipikir2...tiap bagian bangunan, punya intensitas kebutuhan sendiri2...kayak kelembaban, angin, n pencahayaan...
asikkkk....satu masalah bisa dipecahkan...!!!

tie tie mengatakan...

waooo...
asik iah kalo kita juga diajarin program ntu...hwehe...
jadi generasi arsitek di masa mendatang a.k.a kita (amin) bisa jadi generasi yang punya konsep bangunan ramah lingkungan dan hemat energi..>.<.

ciiipp...

kunjungi blogku jg iah kauand..>.<
insya Allah bisa nambah info dunia dijital..n_n

Fabiola_Analisa mengatakan...

Di sini topiknya cukup menarik. Berarti, makin ke atas jendela yang dibutuhkan makin sedikit karena makin tinggi bangunan intensitas cahaya di bagian atas makin besar. Lalu bagaimana dengan penghawaannya? Apakah perlu dibantu dengan penghawaan buatan seperti AC?

devita permatasari luv ice cream mengatakan...

woww...

lagy2 ada info bru tentang topik baru yg devi blum tahu sbelumnyo... ternyata buat biki bangunan supaya bekerja pada titik yang paling maksimal, tp efisien, butuh pemikiran dn perhitungan yg cermat iyah... ckck..(>.<)

dan lgy2 kta akhirnya dibantu sama yg namanya software 3D..

HOLY BLOGu mengatakan...

wah,,,kita,,,sekelompok,,,heehheehee,,,sep!!!lha,,,podo,,,e

aisyahzakiah mengatakan...

wak program-program komputer semakin bervariasi saja. tentunya semakin mempermudah pekerjaan perancangan bangunan kan!

Fenny mengatakan...

haduh...mau cari kesejukan aja koq susah ya...

Anonim mengatakan...

wah,,pake program excel bisa menghitung daylight dalam suatu bangunan yaa?? gimana caranya ya? keren banget tuuhh,,,

Hidup ini indah.......... mengatakan...

opoh....

hahahahahaha

pencahayaan alami memang penting...

ra percuma ngulang fisbang entuk ilmune...

Jihana Sapta Malinda mengatakan...

wah..program seperti ini perlu banget ya...biar desain menjadi efisien

jamel sp mengatakan...

semakin byk program yg ak tau mlah semakin bngung .. :)
kmrn2 sblm adnya arsitektur digital cm tau autoCAD, sketchUp, 3D max, ecotect, vRay ..
tp bgtu bljr arsitektur dijital trnyta mlah bru sdar software2 yg mndukung kinerja arsitek tu byk bgd ..
hehehe ..
tp c sng kl bs tau lbih byk mcm2 program untk ngdkung kita sbg arsitek(nantinya) d dunia kerja ..
smua terasa sdkit lbh mudah ..

febriani32654 mengatakan...

kayaknya kalo ada gambar bangunannya lebih oke ya....
anyhow, lagi2 program, lagi2 software

jadiarsitek banyak 'pembantunya' ya~

aldaawal mengatakan...

pemanfaatan cahaya alami memang suatu isu penting dalam merancang bangunan
banyaknya software simulasi mengenai hal ini juga banyak membantu dalam pemanfaatan cahaya alami semaksimal mungkin
banyak sekali alat bantu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahka pekerjaan arsitek sekarang ini

tiFa mencari dunianya mengatakan...

wohoooooo,, betapa pentingnya faktor cahaya! sampai2 di arsitektur dikupas habis gimana keadaan cahaya yang bagus di dalam dan luar bangunan,,, bagus ya!

cah digital le..!! mengatakan...

wah3
emang nih si tebo beruntung bener dah,,
hidup di zaman penuh dgn bantuan,,PLUS PUNYA PACAR,COWOK DAN MESUM LAGI wkwkwkwkwkwkwwk,,
beruntung sekali..

ayo teman2 mari belajar aplikasi dijital sebanyak2nya!!mari kita belajar di bimbel kenamaan EXACT ,,lhoo3?!?!?
ho3
T.T ( kmbalikan uangqu..)

Anonim mengatakan...

apik ki..pake exel.. soalnya dari awal mbaca macem2 software g ada yang pernah denger apalagi pake(ada ding, yang mbahas ecotec)..
ternyata bisa juga menganalisis pengolahan cahaya pake exel

Anonim mengatakan...

bener chi...kita perlu banyak2 analisis pencahayaan alami tapi tetep menimbulkan kenyamanan termal pada bangunan kita....
SMANGAAT!

Echi mengatakan...

@Fabi : maaf bgd ya fab,,sayangnya ga dibahas tuh disini. mungkin klo thermalnya masih bisa disambungin ya...cz klau cahaya bisa dikontrol dengan pengurangan kaca di upper storey kn berarti udah ngurangin pnas jg...klo msalah penghawaan kok kayany gdung ini cenderung pake AC deh...(maaf tdk byk membantu)

Echi mengatakan...

@ Doni : rasah nggowo2 fisbang..

cah digital le..!! mengatakan...

aduh2..,,si tebo ngamuk nih,,gwat2!!

sepertinya keberuntunganya g berlaku di dunia dijital..
wkwkwkwkwkkwkwkw

Echi mengatakan...

@ Febri : maap bgd Feb,,aq uda cari di internet contoh gambar sama simulasiny..tp nggak ada.cz emang bangunan ini kayany blom jadi..baru diACC bulan Maret 2007 kmren..maaf bgd ya...pdhal menarik lhoo

Echi mengatakan...

@ cah digital le : aq buka kedok aslimu tau rasa kaooo moooo....
heh jgn nyambung2in keberuntungan donnkkkk...wuuuuuu
hidup mbak2 exact dan bayinya!!!(lho?)

Unknown mengatakan...

Mmmm.....

excel ,,hehe itu bukan yang temen nya microsoft word kan ^^

kalau ada software excel ama maxwell nya bisa di masukin dalam blog nya ga mbak echi,,soalnya kalau cuma ditulis gitu biasa nya orang pada ga mudeng dan bingung ..jadi lebih enak kalau ada gambar dan penjelasan dari program tersebut.

Echi mengatakan...

@ mas Gusma : beneran yang excel Microsoft Office kok..makany, itulah yang unik dari bahasan ini..karena secara tdk terduga programm sederhana yang biasany buat ngetik bisa bikin fasad dan kalkulasi daylight...cm memang kurang tau gmn spesifikasiny..
kalo Maxwellnya nanti aq cari dl ya..banyak tugas e jd blom s4 browsing kesana kemari.hehee

adinda sheila mengatakan...

wah wah,,,,.........excel?? amazing..
ternyata ngebantu dalam design fasade..:p

prahmahita rayi mengatakan...

jadi software yang digunakan untuk menganalisis gag cuman satu ya?? wah baru tau kalo excel bisa sangat membantu seperti itu.. nice posting!! menambah wawsan banget.

Ginanjar go Blog ??? mengatakan...

Garang...
dadi ngono toh, fasad sing paling optimal dinggo dayligt... soyo munggah soyo cilik kebutuhan bukaan dinggo dayligt...
sip2...

Wisnu Pranata Adhi mengatakan...

artikel ini bagus...saya setuju dengan artikel di atas,tapi bisakah tolong anda review/ringkas menggunakan kalimat2 anda??karena saya melihat ini seperti sebuah tulisan dalam buku..terimakasih,salam

jeanneld mengatakan...

nice topic!!!
ga nyangka ternyata excel pun dapat membantu arsitek dalam analisis pencahayaan...

Anonim mengatakan...

topik ini emang bagus..coba bayangin kalo excel bisa menyelamatkan kita dari overheating..
sebenernya yang keren arsiteknya bisa kepikiran pake excel

christian octarino mengatakan...

fisbang banget deh!
pencahayaan alami memang harus dimaksimalkan. biar bisa hemat energi.

btw, jarang2 ya arsitek pake excel, hehehe

fikhar's blogs mengatakan...

mendesain itu ternyata tidak hanya desain yaa..
perlu jg melihat analisis ruangnya juga..

Echi mengatakan...

@ inoe : akhirnya ada yg nyadar juga...heheheh..makasih ya mas / mbak ni??maaf bgd sblumnya aq blom bisa memaparkan dengan baik bab yang sebenarnya sangat menarik. Waktu hari pengeposan mendadak ada pengumuman harus posting jam 12, jadi aq kalang kabut deh..alhasil postinganQ serasa tidak bernyawa seperti ini cz aq bener2 nranslate plek dr artikel...sekali maap bgd yaa...moga2 tetep bisa bermanfaat....amin

Anonim mengatakan...

Mantabh,
aku ga nyangka dari software bawaan seperti excel, bisa dijadiin patokan atau tools untuk menganalisis Fasad yang optimal,hehehe

Posting Komentar

Subscribe